Widayanti

Widayanti

Upaya pemerintah untuk menekan harga beras lewat operasi beras belum juga membuahkan hasil. Bahkan keputusan pemerintah untuk menugaskan Perum Bulog mengimpor beras 500.000 ton tetap saja tak dapat membuat harga beras turun sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.Hal itu terjadi selain karena belum masuknya beras impor, juga karena stok beras pemerintah memang berkurang drastis. Hal itu terlihat dari stok beras di gudang Bulog pada pekan lalu yang tinggal 800.000 ton. Jumlah itu sudah termasuk beras cadangan pemerintah. Stok akan terus berkurang karena Bulog masih melakukan operasi pasar besar-besaran.Volume stok beras Bulog sebesar itu cukup mengkhawatirkan, sebab batas aman stok beras di gudang Bulog adalah di atas 1 juta sampai 1,5 juta ton. Akibat penurun stok, saat ini harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) masih bertengger di kisaran Rp 11.000 per kilogram atau jauh di atas HET yang Rp 9.450 per kg.Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Tjahya Widayanti mengaku pemerintah akan terus melakukan stabilisasi harga beras agar kembali normal sesuai HET. "Tindakan pemerintah saat ini yaitu tetap membanjiri pasar dengan operasi beras milik Bulog dan kami juga memperluas titik penyebaran operasi beras ini," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/1).Namun Tjahya tidak menjelaskan di daerah mana saja pemerintah sudah melakukan operasi pasar termasuk perluasan wilayahnya. Yang pasti, menurutnya, Kemdag dan Bulog akan mencari daerah-daerah yang harga berasnya tinggi dan dengan stok minim.Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso mengatakan, sampai saat ini Bulog masih melangsungkan operasi beras di lebih dari 3.000 titik. "Total volume beras yang sudah digelontorkan kurang lebih 200.000 ton," ujarnya.​

Daftar Isi

1. Upaya pemerintah untuk menekan harga beras lewat operasi beras belum juga membuahkan hasil. Bahkan keputusan pemerintah untuk menugaskan Perum Bulog mengimpor beras 500.000 ton tetap saja tak dapat membuat harga beras turun sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.Hal itu terjadi selain karena belum masuknya beras impor, juga karena stok beras pemerintah memang berkurang drastis. Hal itu terlihat dari stok beras di gudang Bulog pada pekan lalu yang tinggal 800.000 ton. Jumlah itu sudah termasuk beras cadangan pemerintah. Stok akan terus berkurang karena Bulog masih melakukan operasi pasar besar-besaran.Volume stok beras Bulog sebesar itu cukup mengkhawatirkan, sebab batas aman stok beras di gudang Bulog adalah di atas 1 juta sampai 1,5 juta ton. Akibat penurun stok, saat ini harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) masih bertengger di kisaran Rp 11.000 per kilogram atau jauh di atas HET yang Rp 9.450 per kg.Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Tjahya Widayanti mengaku pemerintah akan terus melakukan stabilisasi harga beras agar kembali normal sesuai HET. "Tindakan pemerintah saat ini yaitu tetap membanjiri pasar dengan operasi beras milik Bulog dan kami juga memperluas titik penyebaran operasi beras ini," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/1).Namun Tjahya tidak menjelaskan di daerah mana saja pemerintah sudah melakukan operasi pasar termasuk perluasan wilayahnya. Yang pasti, menurutnya, Kemdag dan Bulog akan mencari daerah-daerah yang harga berasnya tinggi dan dengan stok minim.Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso mengatakan, sampai saat ini Bulog masih melangsungkan operasi beras di lebih dari 3.000 titik. "Total volume beras yang sudah digelontorkan kurang lebih 200.000 ton," ujarnya.​


Jawaban:

mekasi pada volume

Penjelasan:

thanks ya


Video Terkait

Kategori akuntansi